Selasa, 19 Maret 2013

hasil observasi CSR


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perubahan paradigma pada lingkungan bisnis mendorong suatu organisasi perusahaan agar mampu memberikan kontribusinya yang bersifat positif bagi setiap stakeholdernya. Kesuksesan suatu perusahaan baik itu swasta maupun pemerintahan tidak haya akan ditentukan oleh keberhasilan bisnisnya saja dalam meraih keuntungan finansial, tetapi juga didalam pemenuhan social sehingga pelaksanaan bisnis yang bertanggung jawab semakin diperlukan oleh  perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah.
Perusahaan percaya bahwa masyarakat merupakan pasar potensial bagi pertumbuhan berbagai produk, jasa serta invenstasi. Maka dari itu  dibutuhkan suatu program yang dapat memberikan manfaat kepada pihak perusahaan maupun masyarakat itu sendiri. Salah satunya dapat berupa program CSR atau Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR dianggap sebagai suatu investasi. Barang siapa yang mermandang CSR bukan sebagai investasi akan merugi, karena dipastikan akan gagal dalam meraup keuntungan ganda perusahaan dan pemangku kepentingannya. Perusahaan yang memandang CSR sekedar sebagai cara untuk giving back to community tanpa menjadikannya strategi bisnis tentu tak akan bisa mengubahnya menjadi suatu keunggulan yang  kompetitif (porter dan Kramer, 2006)
Melalui pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR), maka pemulihan reputasi dapat diatasi. Program CSR merupakan suatu program untuk kepentingan perusahaan sendiri, sehingga apabila perusahaan dapat maju dengan tetap menjaga hubungan dengan masyarakat dan lingkungan maka keberlanjutan perusahaan akan terjamin. Untuk dapat melaksanakannya, maka diperlukan kesungguhan dari pihak perusahaan karena dengan kesungguhan, selain reputasi dapat diraih bisnis pun akan memiliki keberlanjutan yang lebih besar. Maka dari itu kelompok kami akan melakukan observasi pada salah satu perusahaan di kuningan (PT.Agrabudi Komunika) mengenai penerapan CSR di perusahaan tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan kami bahas yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan Corporate Sosial Responsibility (CSR)?
2.      Bagaiman upaya penerapan CSR di perusahaan PT.Agrabudi Komunika
3.      Apa saja Program aksi CSR?

1.3  Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Corporate Sosial Responsibility (CSR).
2.      Untuk mengetahui upaya penerapan CSR di lakukan pada perusahaan PT.Agrabudi Komunika.
3.      Untuk mengetahui berbagai program Corporate Sosial Responsibility (CSR)  di suatu perusahaan.







BAB II
KAJIAN TEORI

2.1  Pengertian
CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan social – ekonomi kawasan secara holistic, melembaga, dan berkelanjutan.
Menurut Yusuf Wibismono, dalam bukunya The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyaean dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas local dan masyarakat secara lebih luas.
Menurut Schernerhom dalam (edi Suharto, 2009), memberi definisi mengenai CSR atau tanggung jawab social perusahaan adalah suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dari kepentingan public ekternal.
Pengertian CSR yang relative lebih mudah dipahami dan dioperasionalkan adalah dengan mengembangkan konsep Tripple Bottom Lines (Profit, Planet dan people) dalam bukunya Cannibals (1998), Elkington menegaskan bahwa perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula, memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people) (Suharto,2008).
Jika ditarik pada berbagai pengertian di atas maka CSR dapat diartikan sebagai kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional
2.2   Ruang Lingkup CSR
CSR berkaitan dengan bisnis yang bertindak terhadap kelompok dan pribadi lainnya dalam lingkungan sosialnya. Kelompok dan individu tersebut disebut sebagai pihak pemercaya dalam organisasi . pihak pemercaya dalam organisasi yaitu kelompok, orang dan organisasi yang langsung dipengaruhi oleh praktik-praktik suatu organisasi dan dengan demikian berkepentingan terhadap kinerja organisasi itu. Pemercaya utama diidentifikasikan dalam gambar sebagai berikut:
Komunitas Lokal
Pelanggan
Pemasok
Penanam
Karyawan
KORPORASI
 


                                                                                                                                                                    




Gambar Pemercaya Utama Korporasi
Banyak perusahaan yang berjuang keras bertanggung jawab kepada pihak pemercaya berkonsentrasi pertama-tama pada lima kelompok utama :
1.      Pelanggan.
Bisnis yang bertanggung jawab terhadap pelanggan berjuang untuk melayani secara wajar dan jujur. Menerapkan harga yang wajar, menghargai garansi, memenuhi komitmen penyampaian pesanan dan mempertahankan kualitas produk yang dijual.
2.      Karyawan
Bisnis yang bertanggung jawab dalam hubungan yang terkait dengan perlakuan yang baik dari majikan terhadap pekerjaannya, akan menganggap pekerja sebagai tim, dan menghormati harga diri dan kebutuhan dasar manusiawi.
3.      Investor
Untuk mempertahankan sikap mental tanggung jawab social terhadap para investor, para menejer harus mengikuti prosedur yang pantas, memberikan informasi kepada pihak pemercaya mengenai kinerja keuangan.
4.      Pemasok
Hubungan dengan para pemasok harus dikelola dengan hati-hati dan memberikan tindakan yang bertanggung jawab.
5.      Komunitas local
Setiap bisnis harus bertanggungjawab secara social kepada komunitas local. Perusahaan yang berkepentingan harus melakukan kepedulian dalkam beramal karena hal ini terdapat hak-hak komunitas yang harus diberikan secara layak.
Definisi tanggung jawab social dalam sutu perusahaan biasanya menghadapi 4 hal yang harus dipertimbangkan yaitu: tanggung jawab terhadap lingkungan, konsumen, karyawan, dan investornya. Menurut Griffin dan Ebert (2003 : 121) hal yang harus dipertimbangkan tersebut yaitu:
1.      Tanggung jawab terhadap lingkungan
Merupakan kepedulian suatu perusahaan dalam mengendalikan operasionalnya agar tidak merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar, tapi seharusnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

2.      Tanggung jawab terhadap konsumen
Pada umunya tanggung jawab terhadap konsumen dapat terbagi dua yaitu menyediakan produk-produk berkualitas dan menetapkan harga-harga secara adil. Perusahaan pun harus memperhhatikan hak – hak konsumen, penetapan harga yang tidak wajar, etika dalam periklanan. Suatu perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pelanggannya akan kehilangan kepercayaan dalam bisnisnya.
Sebagaimana deklarasi formal yang pertama dalam lingkunga hak – hak konsumen pada awal tahun 1960 – an yang harus diperhatikan adalah:
a.       Konsumen memiliki hak atas produk yang aman.
b.      Konsumen mempunyai hak untuk didengar.
c.       Konsumen mempunyai hak mengetahui seluruh aspek yang berkaitan dengan suatu produk.
d.      Konsumen memiliki  hak untuk memilih apa yang mereka beli.
3.      Tanggung jawab terhadap karyawan
Didasarkan pada aktivitas manajemen sumber daya manusia dalam melancarkan fungsi-fungsi bisnis seperti proses perekrutan, penerimaan, pelatihan, promosi dan pemberiaan kompensasi.
4.      Tanggung jawab terhadap investor
Dengan cara mengelola sumber daya investor dan memperlihatkan status keuangan para investor secara jujur. Perusahaan harus menghindari tindakan yang tidak bertanggung jawab terhadap para investor dengan cara memberikan keterangan yang menyimpang mengenai sumber daya perusahaan seperti manajemen finansial yang tidak wajar, cek kosong, perdagangan orang dalam dan penyimpangan orang dalam.




2.3  Implementasi CSR
Keterlibatan perusahaan dalam tanggung jawab  social dan moral dapat diimplentasikan dalam kegiatan bisnis perusahaan. Asumsinya, supaya tanggung jawab social dan moral itu benar – benar terlaksana. Implementasi tersebut agar dapat dilaksanakan maka perusahan harus mengetahui kondisi internal tertentu yang memungkinkan terwujudnya tanggung jawab social dan moral tersebut.
Griffin dan Ebert mengemukakan empat tipe pendekatan dari tanggung jawab social perusahaan sebagai berikut :
1.      Sikap Obstruktif
Yaitu pendekatan terhadap tanggung jawab social yang melibatkan tindakan seminimal mungkin dan mungkin melibatkan usaha-usaha menolak atau menutupi pelanggaran dilakukan.
2.      Sikap Defensif
Yaitu pendekatan tanggung jawab social yang ditandai dengan perusahaan, hanya memenuhi persyaratan hukum secara minimum atas komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnnya.
3.      Sikap Akomodatif
Yaitu pendekatan tanggung jawab social yang diterapkan suatu perusahaan dengan melakukannya apabila diminta melebihi persyaratan hukum minimum dalam komitmennya terhadap kelompok dan indiviodu dalam lingkungan sosialnnya.
4.      Sikap Proaktif
Yaitu pendekatan tanggung jawab social yang diterapkan suatu perusahaan, yaitu secara aktif mencari peluang untuk menyumbang demi kesejahteraan kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya.

Bagi sebuah perusahaan seharusnyalah kebijakan CSR menjadi kebijakan umum yang harus dilaksanakan dengan prinsip :
1.      CSR merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan
2.      CSR merupakan investasi social perusahaan, ini juga disebut sebagai investasi kreatif.
3.      CSR merupakan upaya untuk memperoleh licence to operate perusahaan dari masyarakat,      dengan sendirinya perusahaan harus menarik simpati dari masyarakat lingkungan akan            keberadaan perusahaan ditengah kehidupan mereka. 

2.4  Prinsip Triple Bottom Line (3P)
CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah triple bottom lines, yaitu 3P (Profit, People, dan Planet). Istilah tersebut dipopulerkan oleh John Elkington tahun 1997 melalui bukunya “Cannibals with forks, the Triple Line of Twentieth Century Business. Elkungton mengembangkan konsep triple ini dalam economic prosperity, environmental quality dan social justice. (Yusuf Wibisono, 2007).
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi berpijak pada single bottom line, berupa aspek ekonomi yang memikirkan laba saja, tapi juga ada pemikiran lain dalam bentuk 2 P lagi.
1.      Profit perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan. Faktor keuntungan ini bagi perusahaan memang diperlukan karena:
a.       Laba menjadi tujuan dari kegiatan bisnis, agar dapat menjaga kelangsungan bisnisnya.
b.      Laba adalah sebagai insentif atau pendororng untuk bekerja lebih efisien.
c.       Laba yang dicapai merupakan ukuran standar perbandingan dengan bisnis lainnya.
d.      Laba akan merupakan objek pajak, sebagai penghasilan bagi pemerintah.  (buchari alma, 2008)
2.      People, perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Perusahaan berdiri di tengah – tengah masyarakat yang anggotanya adalah orang – orang perorangan. Perusahaan harus dekat dengan ,mereka, sebab people lah yang menjadi sumber kehidupan bagi perusahaan.
3.      Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup, serta kelestarian keragaman hayati. Makin maju sebuah perusahaan maka makin banyak sumber daya alam yang dibutuhkannya, dan makin giat mereka mengeksplorasi perut bumi, tanah – tanah digali, hutan dibabat, aliran air terganggu, polusi dan lain – lain.

2.5  Program Aksi CSR
2.5.1.        CSR Pendidikan
            Terdapat sejumlah faktor kunci yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan CSR pendidikan. Khususnya pengembangan SDM (Nursahid, 2008 : 11 – 16).
a.       Visi dan komitmen pimpinan
Dalam pengimplementasian program CSR di bidang pengembangan SDM, visi dan komitmen pimpinan merupakan faktor penting. Visi ditunjukkan dengan tersedianya blue print  kebijakan untuk pengembangan SDM  baik itu internal maupun eksternal.
b.      Pengembanagan SDM – khususnya pendidikan, sebagau prioritas program.
CSR pada dasarnya merupakan capacity building, maka dengan sendirinya muatan pendidikan atau pengembangan SDM melekat pada banyak program CSR.
c.       Penyusunan perencanaan secara partisipatif.
Penyusunan perencanaan yang bersifat partisipatif melibatkan stakeholder internal maupun eksternal.
d.      Sustainabilitas program
Oleh karena membangun SDM merupakan aktivitas yang berjangka panjang, maka pilihan terhadap program berjangka panjang, maka piihan terhadap program – program yang berorientasi jangka panjang perlu dilakukan.
e.       Kemitraan program
Dengan media massa, misalnya perusahaan dapat memanfaatkan ruang public dalam mempromosikan best practices untuk menularkan keberhasilannya membangun SDM sebagai pembelajaran bersama.

2.5.2.        CSR Kesehatan
Peningkatan kesehatan suatu penduduk adalah salah satu target millennium development goals (MDGs). Dengan demikian, program – program CSR sudah sebaiknya tidak meninggalkan programnya di bidang kesehatan ini. Program – program CSR di bidang kesehatan dapat dilakukan dengan banyak cara, disesuaikan dengan kebutuhan dan apa yang semestinya dilakukan di daerah setempat.
2.5.3.        CSR lingkungan
Tanggung jawab terhadap perlindungan lingkungan seringkali dianggap berada dalam ranah public. Di masa lalu, pemerintah dipandang sebagai actor utama yang mengadopsi perilaku ramah lingkungan, baik melalui regulasi, saksi dan tidak jarang melalui penawaran insentif. Sementara itu, sektir swasta hanya dilihat sebagai penyebab timbulnya masalah – masalah lingkungan namun kecenderungan ini kini terbalik. Kiprah perusahaan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan secara ekonomi, social dan lingkungan global, mulai nyata dan meluas.


2.5.4.        CSR social
Modal social dapat diartikan sebagai sumber yang timbul dari adanya interakasi antara orang – orang dalam suatu komunitas. Namun demikian, pengukuran modal social jarang melibatkan pengukuran terhadap interaksi itu sendiri. Melainkan, hasil dari interaksi tersebut, seperti terciptanya kepercayaaan antar warga masyarakat. sebuah interaksi dapat terjadi dalam dkala individual maupun institusional. Secara individual , interaksi terjadi manakala relasi intim antar individu terbentuk satu sama lainyang kemudian melahirkan ikatan emosional.
Bidang modal social dalam konteks CSR seringkali dilihat sebagai pola bantuan social yang dilakukan perusahaan kepada lingaungan sekitar dalam rangka mencapai keharmonisan social antara perusahaan dan lingkungannya (masyarakat). namun demikian, program CSR dalam bidang ini bisa juga diterapkan dengan pendekatan pembangunan infrastruktur, dan sebagainya.











BAB III
HASIL OBSERVASI
3.1  Sejarah
PT. AGRABUDI KOMUNIKA merupakan perusahaan inovatif yang bergerak di bidang Telekomunikasi, Bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi terbesar di indonesia TELKOMSEL. ABK sendiri sebelumnya bergerak di bidang penjualan alat-alat telekomunikasi. Seiring perkembangan bisnis dan persaingan yang ketat menjadikan Agrabudi Komunika berpindah menjadi Distributor Resmi Telkomsel. Dimana kami menyediakan produk-produk dari Telkomsel.
Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk  mencapai visi tersebut, Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat.
Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia,termasuk yang pertama meluncurkan layanan roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia. Telkomsel merupakan operator yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia, Telkomsel menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base Transceiver Station (BTS). Keunggulan produk dan layanannya menjadikan Telkomsel sebagai pilihan utama pelanggan di seluruh Indonesia.
Memasuki era ICT (Information and Communication Technology), Telkomsel terus mengoptimalkan pengembangan layanan di Indonesia dengan memanfaatkan potensi sinergi perusahaan induk yaitu PT Telkom (65%) dan SingTel Mobile (35%). Telkomsel terus mengembangkan layanan telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia layanan gaya hidup selular, a truly mobile lifestyle.

Telkomsel memiliki komitmen untuk menghadirkan layanan mobile lifestyle unggulan sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan pelanggan. Telkomsel menghadirkan teknologi agar bangsa Indonesia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik di masa mendatang dengan tetap mendukung pelestarian negeri.
Untuk itulah, Telkomsel secara aktif mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk menara BTS serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi remaja dan masyarakat yang kurang mampu. Melalui peningkatan kualitas masyarakat dan pelestarian lingkungan, Telkomsel berpartisipasi aktif untuk masa depan bangsa yang lebih baik. Untuk itu PT.Agrabudi Telkomsel mengembangkan  sebuah program Program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud nyata dari  Tanggung  jawab Sosial Perusahaan.
3.2  Visi dan Misi
VISI
Agrabudi menjadi mitra Authorized Dealer yang komitmen, selaras, dinamis dan mendukung Telkomsel menjadi nomor satu.
MISI
1.      Memberikan kepuasan optimal kepada pelanggan, mitra dan Telkomsel
2.      Delivery solution, bagi Mitra dan Pelanggan.
3.      Berkembang dan tumbuh dengan menjalin kerjasama.





3.3  Struktur Organisasi
Untuk membantu mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien perlu dibuat struktur organisasi sehingga dapat memperjelas jalur komunikasi, wewenang, dan tanggung jawab yang memungkinkan adanya koordinasi dan kerjasama antar seluruh bagian organisasi dalam mengambil tidakan untuk membuat keputusan yang menunjang ke arah tujuan umum dari suatu lembaga atau organisasi.
Adapun susunan pengurus di PT. Agrabudi Komunika Kuningan yang diresmikan pada tanggal 01 Desember 2011, yaitu:
Wakil
Ajang Sudrajat
D.M
Deden Suhendi
Devisi
Sales pos
Devisi
Hunter
Devisi
Keu. dan Adm. SDM
 








3.4  Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR)
Pada dasarnya program CSR tersebut telah ada dan di laksanakan di PT. Agrabudi Komunika. PT.Agrabudi Komunika yang ada di kuningan tersebut menjalankan program CSR atau yang lebih dikenal dengan tanggung jawab social perusahaan berdasarkan program yang telah ada dan dilaksanakan di pusat baik itu program jangka panjang ataupun jangka pendek yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi kota Kuningan. 
Telkomsel secara aktif mendorong pemanfaatan energi serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi remaja dan masyarakat yang kurang mampu. Melalui peningkatan kualitas masyarakat dan pelestarian lingkungan. Untuk itu PT. Agrabudi Komunika mengembanhkan Program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai suatu bentuk wujud nyata dari tanggung jawab perusahaan.
Adapun beberapa program aksi CSR yang ada di PT.Agrabudi Komunika yaitu diantaranya:
1.      Corporate Social Responsibility (CSR)  Social
2.      Corporate Social Responsibility (CSR) Pendidikan
3.      Coporate Sosial Responsibilty (CSR) untuk  karyawan

3.4.1          Corporate Social Responsibility (CSR) Sosial
            Salah satu bentuk Program kepedulian atau tanggung jawab social perusahaan PT.Agrabudi Komunika yaitu dalam bidang social atau masyarakat. Dimana tujuan dari program tersebut yaitu untuk memberikan layanan kepada masyarakat atau sebagai suatu bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat  luas. Program CRS dalam bidang social atau masyarakat ini biasanya dilaksanakan pada moment – moment tertentu, seperti :
1.      Bantuan bencana alam
bantuan terhadap bencana alam ini biasanya berupa posko pelayanan bagi para korban bencana alam, program telkomsel siaga untuk pengaduan masyarakat, serta bantuan – bantuan lainnya yang dapat membantu para korban.
Program CSR seperti bantuan bencana alam ini telah berlangsung lama, misalnya saja pada waktu jebolnya kali citamba di kuningan, PT. Agrabudi Komunika memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terkena musibah tersebut.
2.      Arus mudik dan arus balik
Arus mudik dan balik ini  merupakan salah satu program rutin tahunan  PT.Agrabudi Komunika ketika menjelang arus balik dan mudik di bulan Rhamadan, sebagai salah satu tanggung jawab social perusahaan.  Dimana ketika menjelang arus mudik dan balik PT.Agrabudika Komunika mendirikan posko arus mudik di sepanjang jalan Sampora – Darma. Posko arus mudik tersebut memberikan pelayanan kepada para pemudik berupa pijat gratis, pembagian ta’jil menjelang waktu berbuka puasa dan masih banyak lagi. Tujuan dari program tersebut yaitu untuk memberikan layanan kepada para pemudik yang sedang melakukan perjalanan jarak jauh.

3.4.2          Corporate Social Responsibility (CSR) Pendidikan
            Bentuk lain dari program CSR yang dilaksanakan di PT. Agrabudi Komunika yaitu berupa tanggung jawab social perusahaan dalam bidang pendidikan. PT. Agrabudi Komunika ini menyadari akan pentingnya suatu pendidikan untuk memajukan bangsa ini. Salah satu program CSR dibidang pendidikan yang ada di PT. Agrabudi Komunika yaitu:
1.      Program juara ranking 1
                  Program juara ranking 1 tingkat SMA / SMK kabupaten Kuningan ini merupakan suatu bentuk kepedulian PT. Agrabudi Komunika dalam bidang pendidikan. Melalui program tersebut diharapkan dapat menigkatkan motivasi para pelajar untuk terus meningkatkan kemampuannya.
                  Program juara ranking 1 tingkat SMA / SMK sekabupaten Kuningan ini dilaksanakan oleh PT.Agrabudi Komunika pada tahun 2012, dimana yang dilombakan pada acara tersebut yaitu berupa kemampuan pengetahuan umum para siswa tingkat SMA / SMK, dan SMA yang berhasil memenangkan juara tersbut yaitu SMK Model Patriot.

2.      Santri Rhamadhan
                  Program santri rhamadhan merupakan sebuah tanggung jawab social perusahaan dalam bidang pendidian yang dilakukan secara rutin setiap tahunnya. Dimana program tersebut bertujuan untuk memberikan santunan kepada para santri pesantren yang berprestasi.

3.      Corps  User Group (CUG)
CUG merupakan salah satu  bentuk program CSR yang ada di PT.Agrabudi Komunika, yaitu berupa perdana murah bagi siswa dan guru – guru dalam bentuk sebuah layanan komunitas Free telepon dan SMS . program CUG tersebut baru berjalan 4 Bulan dengan target sasaran para siswa – siswi serta guru – guru di suatu sekolah.

4.      Telkomsel School Comunitas (TSC)
                  TSC merupakan suatu layanan PT.Agrabudi Komunika  berupa server berbasis sekolah.  Program TSC  merupakan suatu bentuk layanan bagi para pengguna telkomsel yang bersekolah di kabupaten Kuningan, yang menjembatani pihak sekolah dengan orang tua siswa melalui suatu server berbasis SMS.
                  Program  TSC tersebut sudah diterapkan di beberapa sekolah di kabupaten Kuningan. Tujuan dari Program ini yaitu memberikan suatu layanan kepada pihak sekolah dengan para orang tua siswa, baik itu mengenai masalah kehadiran, keuangan, maupun prestasi siswa. Masalah – masalah tersebut dapat diketahui oleh para orang tua siswa melalui SMS dari pihak sekolah langsung. Dengan program layanan tersebut orang tua tidak usah bingung untuk mengetahui perkembangan anaknya di sekolah, karena dengan layanan ini para orang tua siswa dapat mengetahui maslah – masalah anaknya di sekolah melalui suatu server berbasis sms.
                  Selain itu PT.Agrabudi Komunika juga biasanya mengadakan suatu pelatihan dengan guru – guru mengenai tekonologi, sosialisasi kepada siswa – siswi mengenai layanan – layanan yang ada di PT.Agrabudi Komunika yang berhubungan dengan dunia Pendidikan.

3.4.3          Corporate Sosial Responsibility (CSR) untuk karyawan.
            Selain untuk bidang social dan pendidikan PT. Agrabudi Komunika juga memberikan tanggung jawab social perusahaan kepada para karyawan yaitu berupa pemberian jamsostek dan asuransi kesehatan melalui kartu in helth.

3.5  Anggaran
            Dana yang digunakan oleh PT.Agrabudi Komunika untuk menunjang program CSR atau tanggung jawab social perusahaan yaitu berasal dari 2 sumber diantaranya:
1.      Rencana Anggaran Bulanan (RAB)
2.      Sharing Profit
Sharing profit berasal dari support dana untuk acara tertentu (menjadi Sponsor). Dimana dalam sharing Profit apabila pihak yang menyelenggarakan dapat menjual produk telkomsel sebanyak yang  telah ditentukan misalnya 2000 kartu, kemudian pihak telkomsel akan memberikan dana untuk acara tersebut.
Dana – dana tersebut pada akhirnya akan menjadi anggaran untuk pelaksanaan program CSR.








BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di PT.Agrabudi Komunika dapat di ketahui bahwasannya Corporate Sosial Responsibility (CSR) atau yang lebih deikenal sebagai suatu program tanggung jawab social perusahaan merupakan suatu program yang harus di laksanakan / di terapkan di suatu perusahaan. Dimana program tersebut selain memberikan reputasi yang baik terhadap perusahaan , program tersebut juga sangat memperhatikan lingkungan disekitar perusahaan, sehingga dapat membantu mastarakat sekitar perusahaan maupun para pelanggan perusahaan.
Di PT.Agrabudi Komunia sendiri telah menerapkan program CSR mulai dari focus pada masyarakat maupun karyawan yang ada di perusahaan tersebut baik itu jangka panjang ataupun program jangka pendek. Tujuan dari program tersebut yaitu bertujuan untuk memperhatikan dan membantu lingkungan sekitar masyarakat  atau pelangga, serta memberikan keuntungan kepada pihak perusahaannya juga yaitu untuk  menciptakan nama baik perusahaan dikalangan masyarakat luas.
4.2.Saran
Program tanggung jawab social PT. Agrabudi Komunika akan berjalan sukses bila terdapat suatu kerja sama antara pihak perusahaan dengan para pelanggan. Untuk itu diharapkan PT.Agrabudi Komunika dapat meningkatkan lagi program tanggung jawab social perusahaan demi kemajuan masyarakat khususnya dalam bidang teknologi.


DAFTAR PUSTAKA

Edi Suharto, Ph.D. CSR & Comdev investasi kreatif perusahaan di era globalisasi. Alfabeta. Bandung.2010.
Prof. Dr.H. Buchari Alma . Donni Juni Priansa, S.Pd. Manajemen Bisnis Syariah. Alfabeta . Bandung. 2009.