MATERI
SEMINAR PENDIDIKAN
“Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa”
Disusun oleh:
Hengki Apriansyah 2010021083
Lutfi Rohmawati 2010021131
Shinta Sholihati 2010021202
Tri Wahyuni 2010021221
Wisa Arinika Arsita 2010021233
Kelompok : 4
Kelas : 4C
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.
Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam
proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar,
motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan
kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi
belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang
yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya
motivasi dalam belajarnya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam
proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui
motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan
semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat
belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa
melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi.
Saat ini, banyak siwa yang kurang
termotivasi untuk belajar. Hal tersebut dapat di lihat dari sikap siswa yang
acuh terhadap proses pembelajaran, tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan
materi serta tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Penguatan dan penanaman motivasi belajar
berada di tangan para guru. Karena selain siswa, unsur terpenting yang ada
dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru adalah pendidik yang berperan
dalam rekayasa pedagogik. Ia menyusun desain pembelajaran dan dilaksanakan
dalam proses belajar mengajar. Guru juga berperan sebagai pendidik yang
mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan
peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan
yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa.
Dari
latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”
B.
Rumusan
masalah
1) Apa
saja kah peranan guru itu?
2) Apa
yang dimaksud dengan Motivasi?
3) Bagaimana
upaya seorang guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa?
C.
Tujuan
1)
untuk mengetahui peranan guru.
2)
Untuk mengetahui penjelasan
motivasi.
3)
Untuk mengetahui upaya seorang guru
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
D.
Manfaat
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi penyusun
Dapat
menambah pengetahuan penyusun mengenai peran guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa
2.
Bagi pembaca
Diharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan dan
referensinya mengenai masalah seminar.
BAB II
ISI
A.
MOTIVASI BELAJAR
1.
Pengertian
Motivasi
Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu
kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan,
keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif
bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan
pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang
melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian motivasi yang lebih lengkap
menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan,
dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang
mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu
sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Siswa pada dasarnya termotivasi untuk
melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan
kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga Siswa
yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau
menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan,
atau pujian guru (Marx Lepper: 1988).
Menurut Hermine Marshall Istilah
motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa
motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan
belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan
belajar.
Dari beberapa pendapat para ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada tiga komponen
utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi
apabila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia
harapkan. Sedangkan dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan
dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang
berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan dan tujuan merupakan
hal ingin di capai oleh seorang individu. Tujuan tersebut akan mengarahkan
perilaku dalam hal ini yaitu perilaku
unutk belajar.
Bertolak dari arti kata motivasi diatas,
maka yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah sesuatu yang
menimbulkan dorongan atau semangat belajar. atau dengan kata lain sebagai
pendorong semangat belajar.
2.
Pentingnya
Motivasi Belajar
Motivasi
belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar
adalah sebagai berikut :
a. Menyadarkan
kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir,
Contohnya : setelah
siswa membaca suatu bab buku bacaan, di bandingkan dengan temannya sekelas yang
juga bab tersebut, ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca
lagi.
b. Menginformasikan
tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya,
Sebagai ilustrasi jika
terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai maka ia berusaha maka ia
berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil.
c. Mengarahkan
kegiatan belajar,
sebagai ilustrasi
setelah ia ketahui bahwa bahwa dirinya belum belajar secara serius, seperti
bersenda gurau di dalam kelas maka ia akan merubah perilaku belajarnya
d. Membesarkan
semangat belajar,
Contoh seorang anak
yang telah menghabiskan banyak dana untuk sekolahnya dan masih ada adik yang di
biayai orang tua maka ia akan berusaha agar cepat lulus.
e. Menyadarkan
tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja, siswa dilatih untuk
menggunakan kekuatannya sehingga dapat berhasil.
Sebagai ilustrasi,
setiap hari siswa di harapkan untuk belajar di rumah, membantu orang tua dan
bermain dengan temannya. Apa yang di
lakukan di harapkan dapat berhasil memuaskan.
Motivasi
belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman
tentang motivasi belajar pada siswa bemanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai
berikut:
a. Membangkitkan,
meningkatkan, dan memelihara semangat siswa,
Dalam hal ini pujian,
hadiah, dorongan atau pemicu semangat dapat di gunakan untuk mengobarkan
semangat belajar.
b. Mengetahui
dan memahami motivasi belajar siswa di kelas yang bermacam-macam sehinnga dengan bermacamnya motivasi tersebut
di harapkan guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi belajar mangajar.
c.
Meningkatkan dan menyadarkan guru
untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat,
fasilitator, instruktur, teman diskusi, dan penyemangat.
3.
Jenis
Motivasi
Berdasarkan
sifatnya, motivasi dapat dibedakan menjadi motif intrinsic dan motivasi
ekstrinsik (Suryabrata, 1995 :7):
a. Motivasi
Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari
diri sendiri dan tidak dipengaruhi oleh sesuatu di luar dirinya karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Orang yang
tingkah lakunya digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan puas kalau
tingkah lakunya telah mencapai hasil tingkah laku itu sendiri.
Misalnya , orang yang gemar membaca tanpa ada yang
mendorong , ia akan mencari sendiri buku – buku untuk dibacanya. Orang yang
rajin dan bertanggung jawab tanpa menunggu komando, sudah belajar dengan sebaik
– baiknya.
b. Motivasi
Ekstrinsik
Jenis motivasi ini
timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan,
suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa
mau melakukan belajar.
Misalnya, siswa yang
sedang menyelesaikan pekerjaan rumah, sekedar mematuhi perintah guru, kalau
tidak dipatuhi guru akan memarahinya.
4.
Prinsip-Prinsip
Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam
aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.
Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi
lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar
diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar-mengajar. Ada
beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
a. Motivasi
sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar.
Seseorang melakukan
aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar
penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Minat merupakan
kecenderungan psikologis yang menyenangi suatu objek, belum sampai melakukan
kegiatan. Namun minat adalah motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi
psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah
termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam
rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar
penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.
b. Motivasi
Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar.
Dari seluruh kebijakan
pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada
setiap anak didik. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk
diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar. Efek yang
tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan
ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain
kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah
terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.
c. Motivasi
Berupa Pujian Lebih Baik daripada hukuman.
Meski hukuman tetap
diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik
penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum
dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan
atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada
seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap
itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian
bisa bermakna mengejek.
d. Motivasi
Berhubungan Erat dengan Kebutuhan Belajar.
Dalam kehidupan anak
didik. Membutuhkan penghargaan. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan
sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat
memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar. Guru yang berpengalaman
harus dapat memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing
semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik
pun giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya
terhadap sesuatu.
e. Motivasi
dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar.
Siswa yang mempunyai
motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan. Dia
yakin bahwa belajar bukan kegiatan yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak
hanya kini, tetapi juga di hari mendatang.
B.
PERAN
GURU
1.
Pengertian
Guru
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005
“adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.”
Dalam dunia pendidikan, istilah guru
bukanlah hal yang asing. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang
patut digugu dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercaya.
Ditiru berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan
bagi masyarakat
2.
Peran
Guru dalam proses pembelajaran
Perkembangan baru terhadap pandangan
belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan
kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian
besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan
lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingat
optimal.
Peran seorang guru sangatlah signifikan
dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar
meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor,
motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah
peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:
a. Guru
sebagai demonstrator
Melalui peranannya
sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang
dimilikinya karena hal ini akan sangat menetukan hasil belajar yang dicapai
oleh siswa. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru ialah bahwa ia
sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus.
Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu
pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai demonstrator
sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya
ialah agar apa yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
b. Guru
Sebagai Pengelola Kelas
Mengajar dengan sukses
berarti harus ada keterlibatan siswa secara aktif untuk belajar. Keduanya
berjalan seiring, tidak ada yang mendahului antara mengajar dan belajar karena
masing-masing memiliki peran yang memberikan pengaruh satu dengan yang lainnya.
Keberhasilan/kesuksesan guru mengajar
ditentukan oleh aktivitas siswa dalam belajar, demikian juga keberhasilan siswa
dalam belajar ditentukan pula oleh peran guru dalam mengajar. Mengajar berarti
menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan (Ad. Rooijakkers,
1990:1). William Burton mengemukakan bahwa mengajar diartikan upaya memberikan
stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses
belajar. Dalam hal ini peranan guru sangat penting dalam mengelola kelas agar
terjadi PBM dapat berjalan dengan baik.
c. Guru
sebagai mediator
Sebagai mediator guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian jelaslah bahwa media
pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan
merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan.
d. Guru
sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator
guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta
dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa
narasumber, buku teks, majalah ataupun suratkabar.
e. Guru
sebagai evaluator
Dalam dunia pendidikan,
setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama
satu periode pendidikan akan diadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu
tertentu selama satu periode pendidikan tadi orang selalu mengadakan penilaian
terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh
pendidik. Penilaian perlu dilakukan, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta
ketepatan atau keefektifan metode mengajar.
f. Guru
sebagai motivator
Sejalan dengan
pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru
(teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student
oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran,
salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator.
Proses pembelajaran
akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu,
guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar
yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa,
sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Dalam perspektif
manajemen maupun psikologi, kita dapat menjumpai beberapa teori tentang
motivasi (motivation) dan pemotivasian (motivating) yang diharapkan dapat
membantu para manajer (baca: guru) untuk mengembangkan keterampilannya dalam
memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi belajar atau kinerjanya
secara unggul. Kendati demikian, dalam praktiknya memang harus diakui bahwa
upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau dengan kata lain untuk dapat
menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal yang sederhana, mengingat
begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu
(siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu
sendiri maupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya.
C.
UPAYA
GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Meningkatkan
motivasi belajar siswa adalah salah satu kegiatan integral yang wajib ada dalam
kegiatan pembelajaran. Selain memberikan dan mentransfer ilmu pengetahuan guru juga bertugas untuk meningkatkan
motivasi anak dalam belajar. Tidak bisa kita pungkiri bahwa motivasi belajar
siswa satu dengan yang lain sangat berbeda, untuk itulah penting bagi guru
selalu senantiasa memberikan motivasi kepada siswa supaya siswa senantiasa
memiliki semangat belajar dan mampu menjadi siswa yang beprestasi serta dapat mengembangkan diri secara optimal.
Proses
pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar.
Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk
memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan
motivasi belajar siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa petunjuk untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
a. Memperjelas
tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan
yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman
siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar
yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas
tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi nbelajar siswa (Sanjaya,
2009:29). Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru
menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
b. Membangkitkan
minat siswa
Siswa
akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh
karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam
mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis
untuk momotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar
dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365). Pengaitan pembelajaran dengan minat
siswa adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang
dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran
yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran
yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi
instrinsik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru
(Anni, dkk., 2006:186).
c. Ciptakan
suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa
hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan,
merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana
hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat
melakukan hal-hal yang lucu.
d. Menggunakan
variasi metode penyajian yang menarik
Guru
harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa.
Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang
bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah
dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk
belajar (Yamin, 2009:174). Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan
membangitkan rasa uingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang
selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran.
Motivasi
instrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi
pembelajaran yang menharik, dan juga penggunaan variasi metode pembelajaran.
Misalnya, untuk membAngkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara
pemutaran film, mengundang pembicara tamu, demonstrasi, komputer, simulasi,
permaianan peran, belajar melalui radio, karya wiasata, dan lainnya (Anni,
dkk., 2006:186-187 : Hamalik, 2009:168).
e. Berilah
pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
Motivasi
akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat
dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia
juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya,
2009:30 ; Hamalik, 2009:167). Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil
kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat.
Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar
dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya
dalam belajar (Djamarah dan Zain, 2006:152).
f. Berikan
penilaian
Banyak
siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka
belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat
untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar
siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan
secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31).
Penilaian
secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak
memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para
siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan,
sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g. Berilah
komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa
butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan mmemberikan komentar yang
positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan
komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan
pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21).
Penghargaan
sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik
tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung
terus menerus (Prayitno, 1989:17). Sebaliknya pemberian celaan kurang
menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek psikologis yang
lebih jelek.
h. Ciptakan
persaingan dan kerjasama
Persaingan
yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses
pemebelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh
sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
bersaing baik antar kelompok maupun antar individu.
Namun
demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yeng
memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative
learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok.
Selain persaingan antar siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya
terhadap perkembangan kepribadian siswa. Persaingan antara diri sendiri dapat
dialakukan dengan cara memeri kesempatan kepada siswa untuk mengenal
kemajuan-kemajuan yang telah diucapai sebelumnya dan apa yang dapat dicapai
pada pada waktu berikutnya (Prayitno, 1989:22-230). Misalnya guru membuat dan
memberi tahu grafik kemajuan belajar siswa.
Untuk
mengembangkan motivasi belajar, guru harus berusaha membentuk kebiasaan
siswanya agar secara berangsur-angsur dapat memusatkan perhatian lebih lama dan
bekerja keras (Isjoni, 2008:162). Oleh karena itu, usaha dan perhatian guru
yang besar lebih diperlukan untuk membimbing siswa-siswa yang memiliki
pencapaian rendah agar mereka memiliki motivasi belajar yang baik.
Disamping
beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar diatas, adakalanya
motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya
negatif seperti memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas
yang sedikit berat dan menantang (Sanjaya, 2009:31). Namun, teknik-teknik
semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus tertentu. Beberapa
ahli mengatakan dengan mmemmbangkitkan motivasi dengan cara-cara negatif lebih
banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara
yang positif, sebaiknya membangkitkakn motivasi dengan cara negatif dihindari.
BAB III
KESIMPULAN
Motivasi merupakan kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Proses pembelajaran akan berhasil
manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga
terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh
seorang guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya yaitu; Memperjelas
tujuan yang ingin dicapai, Membangkitkan minat siswa, Ciptakan
suasana yang menyenangkan dalam belajar, Mengguanakan variasi metode penyajian
yang menarik, Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa,
Berikan penilaian, Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, Ciptakan
persaingan dan kerjasama.
DAFTAR PUSTAKA
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.