BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pada masa perkembangan manusia yang mengacu pada kemajuan pola
pendidikan. Pendidikan yang berorientasi pada perubahan perilaku seseorang,
menuntut sistem pendidikan pada suatu lembaga pendidikan mampu menerapkan
sistem sesuai dengan standar nasional. Standarisasi dan profesionalisme
pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak
terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sistem pendidikan. Agar
dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesimpangsiuran dalam menafsirkan kewenangan
yang diberikan, dituntut pemahaman semua pihak terhadap berbagai kebijakan baik
itu secara makro maupun mikro. Setiap perubahan kurikulum diantisipasi dan
dipahami oleh berbagai pihak. Hal ini dikarenakan dalam implementasinya
kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat
strategis dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, yang akan menentukan proses
dan hasil belajar peserta didik.
Sehubungan dengan itu, diperlukan strategi implementasi kurikulum di
sekolah yang efektif dan efisien, terutama dalam mengoptimalkan kualitas
pembelajaran. Karena bagaimanapun baiknya sebuah kurikulum efektivitasnya
sangat ditentukan dalam implementasinya di sekolah, khususnya di kelas. Dalam
hal ini, setiap perubahan kurikulum harus disikapi secara positif dengan
mengkaji dan memahami implementasinya di sekolah, serta berbagai faktor yang
mempengaruhinya, termasuk memahami kekuatan dan kelemahannya dalam kurikulum
tersebut. Jika tidak, maka kita hanya akan bermain-main saja dengan perubahan
kurikulum. Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum disekolah sangat
bergantung pada guru dan kepala sekolah, karena dua figur tersebut merupakan
kunci yang menentukan serta menggerakan berbagai komponen dan dimensi
sekolah yang lain. Dalam posisi tersebut baik buruknya komponen sekolah yang
lain sangat ditentukan oleh kualitas guru dan kepala sekolah, tanpa mengurangi
arti penting tenaga kependidikan lainnya, mereka dituntut untuk mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaraan (RPP) berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang
dapat digali dan dikembangkan oleh peserta didik.
Secara jujur harus diakui bahwa sukses tidaknya implementasi kurikulum
dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan
kurikulum tersebut dalam pembelajaran. Kemampuan guru tersebut terutama
berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap implementasi
kurikulum, serta tugas yang dibebankan kepadanya, karena tidak jarang kegagalan
implementasi kurikulum di sekolah disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru
terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa berfungsinya kurikulum terletak pada bagaimana implementasinya
di sekolah, khususnya di kelas dalam kegiatan pembelajaran, yang merupakan
kunci keberhasilan tercapainya tujuan, serta terbentuknya kompetensi peserta
didik.
Guru dan kurikulum adalah komponen penting dalam sebuah sistem
pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan dari suatu sistem pendidikan sangat
dipengaruhi oleh dua faktor tersebut. Guru merupakan faktor penting dalam
proses pembelajaran, karena guru yang akan berhadapan langsung dengan peserta
didik dalam proses belajar-mengajar.
Melalui guru pula ilmu pengetahuan dapat ditransferkan. Dalam lingkup
lebih luas lagi guru merupakan faktor penting dalam implementasi kurikulum
disamping kepala sekolah dan tenaga administrasi.
Maka dari itu kami melakukan
peneletian untuk lebih mengetahui mengenai implementasi dan pembelajaran
ekonomi di SMP Negeri 2 Cigugur. Kurikulum yang ada mengacu pada KTSP namun ada
penambahan sesuai dengan otonomi sekolah dengan melihat kondisi sekolah yang
ada.
B.
Rumusan
Masalah
1) Bagaimana
Implementasi KTSP di SMP Negeri 2 Cigugur?
2) Bagaimana
Implementasi Pembelajaran ekonomi di SMP Negeri 2 Cigugur?
C.
Tujuan
1) Untuk
memperoleh gambaran atau informasi tentang implementasi KTSP di SMP Negeri 2
Cigugur
2) Untuk
mengetahui implementasi pembelajaran ekonomi di SMP Negeri 2 Cigugur
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan)
2.1.1. Pengertian Kurikulum
dan KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Berdasarkan uraian
diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Kurikulum adalah berisi
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk
mencapai tujuan nasional dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan daerah dan sekolah .
Kurikulum sebagai
rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh
aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam
pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan
kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat
(Dadang Sukirman, 2007. “Landasan Pengembangan Kurikulum“. www.upi.ac.id).
KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap
satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan
memperhatikan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 36.(dalam Mulyasa.E,200:12) Pada prinsipnya KTSP merupakan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Pilihan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi dilandasi
oleh kenyataan bahwa lulusan pendidikan dalam kenyataannya tidak menguasai
kompetensi dasar yang seharusnya mereka kuasai. Hal ini mengakibatkan pada
sulitnya lulusan yang bisa menembus pasar kerja ataupun mengembangkan usaha
sendiri.
Berdasarkan uraian
diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa KTSP adalah suatu kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan
dan silabus.
2.1.2.
Karakteristik KTSP
KTSP
merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks
desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru
terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Mengingat peserta didik datang
dari berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial, salah perhatian
sekolah harus ditunjukan pada asas pemerataan, baik dalam bidang sosial,
ekonomi, maupun politik. Di sisi lain sekolah juga harus meningkatkan
efisiensi, partisipasi, dan mutu, serta bertanggung jawab kepada masyarakat dan
pemerintah.
Karakteristik KTSP
bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat
mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar,
profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. (dalam Mulyasa,
2007:29)
Berdasarkan uraian
diatas peneliti, dapat menyimpulkan bahwa karakteristik KTSP bisa diketahui
antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan
kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan, serta sistem penilaian.
2.1.3. Prinsip Pengembangan KTSP
Prinsip-prinsip
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah : KTSP dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan
KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum
yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan
disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL
serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP .
KTSP dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut;
1.
Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2.
Beragam dan terpadu
3.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni
4.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5.
Menyeluruh dan berkesinambungan
6.
Belajar sepanjang hayat
7.
Seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah
Selain itu,
KTSP disusun dengan memperhatikan
acuan operasional sebagai berikut;
a.
Peningkatan iman dan takwa serta
akhlak mulia
b.
Peningkatan potensi,kecerdasan dan
minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa
c.
Keragaman potensi dan karakteristik
daerah dan lingkungan
d.
Tuntutan pembangunan daerah dan
nasional
e.
Tuntutan dunia kerja
f.
Perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni
g.
Agama
h.
Dinamika perkembangan global
i.
Persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan
j.
Kondisi sosial budaya masyarakat
setempat
k.
Kesetaraan gender
l.
Karakteristik satuan pendidikan
2.1.4. Tujuan KTSP
Tujuan
ditetapkan KTSP adalah untuk mendirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah
untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipatif dalam mengembangkan kurikulum.
Secara khusus tujuan ditetapkan KTSP adalah untuk;
a.
Meningkatkan kepedulian warga
sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melaluipengambilan
keputusan bersama.
b.
Meningkatkan kompetensi
yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang
dicapai.
c.
Meningkatkan
mutu pendidikan melelui kemandirian
dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,
mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2.1.5. Keunggulan Dan Kelemahan KTSP
KTSP
yang juga merupakan, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) memiliki berbagai
keunggulan dan kelemahan. Keunggulan konsep ini, meski bukan format
satu-satunya untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan, namun secara umum,
KTSP bisa ‘diandalkan’ menjadi patokan menghadapi tantangan masa depan dengan
pembekalan keterampilan pada peserta didik. Keunggulan lain, KTSP memiliki
kemampuan beradaptasi dengan daerah setempat, karena keterampilan yang
diajarkan berdasarkan pada lingkungan dan kemampuan peserta didik. Di samping
itu juga adanya penghargaan bagi pribadi peserta didik. Peserta didik yang
mampu menyerap materi dengan cepat akan diberi tambahan materi sebagai
pengayaan, dan peserta didik yang kurang akan ditangani oleh guru dengan penuh
kesabaran dengan mengulang materinya atau memberi remedial. Peserta didik juga
diajak bicara, diskusi, wawancara dan membahas masalah-masalah yang
kontekstual, yang dalam kenyataannya memang diperlukan sehingga peserta didik
menjadi lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya karena sesuai dengan
keadaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Peserta. didik tidak hanya
dituntut untuk menghafal namun yang lebih penting sudah adalah belajar proses sehingga
men dorong peserta didik untuk meneliti dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Namun, kesulitan
yang mungkin saja timbul dari pelaksanaan KTSP ini adalah diperlukannya waktu
yang cukup oleh pendidik dalam membina perkembangan peserta didiknya, terutama
peserta didik yang berkemampuan di bawah rata-rata. Kenyataan membuktikan,
kondisi sosial dan ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru,
menyebabkan mereka kurang berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Belum lagi
mengingat kualitas guru yang kurang merata di setiap daerah. Ini artinya, KTSP
menghadapi kendala daya kreativitas dan beragamnya kapasitas guru untuk membuat
kurikulum sendiri.
Kendala lain, KTSP
menuntut kemampuan guru dalam menjalankan pembelajaran berbasis kompetensi
dengan merencanakan sendiri bagaimana strategi yang tepat diterapkan sesuai
dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat. Di samping masalah fasilitas
pendidikan di sekolah yang masih sangat minim. Padahal konsep ini lebih
menitikberatkan pada praktek di lapangan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
dibanding teori semata. Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman
mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluasi dengan portofolio. Karena
ketidakpahaman ini mereka kembali kepada pola assessment lama dengan tes-tes
dan ulangan-ulangan yang cognitive-based semata. Tidak adanya model sekolah
yang bisa dijadikan sebagai rujukan membuat para guru tidak mampu melakukan
perubahan, apalagi lompatan, dalam proses peningkatan kegiatan belajar mengararnya.
Berkenaan dengan
tidak adanya target materi dalam KTSP, di satu pihak KTSP menekankan kompetensi
peserta didik yang berarti proses belajar harus diperhatikan oleh guru, di
pihak lain materi meskipun tidak diprioritaskan tetapi akhirnya harus diselesaikan
juga. Dengan demikian guru harus berpacu dengan waktu, sementara proses belajar
tidak dapat dipastikan keberhasilannya. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil
belajar peserta didik yang dibinanya, yang berujung pada penolakan kebijakan
pemerintah tentang Ujian Nasional (UN) sebagai dasar penentuan kelulusan
peserta didiknya.
2.2 Pembelajan Ekonomi
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspekdan
cabang ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang
diturunkan dari isi materi cabang ilmu sosial.
IPS
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada mata pelajaran
IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, bertanunggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa
yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan yang berat karena
kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena
itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara
sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju
kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan
tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inquiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki
kemampuan berkominikasi, bekerjasam, dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.
Tujuan
utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang terjadi pada masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai
manakala program-program pembelajaran IPS di sekolah diorganisasi dengan baik
(Awan Mutakin, 1998):
1. Memiliki
kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui
pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui
dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari
ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial.
3. Mampu
menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk
menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
4. Menaruh
perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat
analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
5. Mampu
mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar
survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
Pendekatan
pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut
pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prisip-prisip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996: 3). Melalui
pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung,
sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi
kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajari. Dengan demikian, peserta didik
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari. Pada
pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai
cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu dalam
hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian
dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang
lain. Topik/ tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalah yang
berkembang. Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari
berbagai disiplin atau sudut pandang.
Ruang
lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Manusia,tempat dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Pelaksanaan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial
terpadu perencanaan. Langkah-langkah menyusun perencanaan pembelajaran:
1. Pemetaan
Kompetensi Dasar
2.
Penentuan topik atau tema
3.
Penjabaran kompetensi dasar ke dalam
indikator yang sesuai dengan topik/ tema
4.
Penyusunan desain/ rencana
pelaksanaan pembelajaran
Model pelaksanaan pembelajaran
1.
Kegiatan pendahuluan (awal)
2.
Kegiatan inti pembelajaran
3.
Kegiatan akhir (penutup) dan tindak lanjut
Penilaian
1.
Tahapan penilaian
2.
Penentuan kriteria penuntasan belajar
Implikasi pembelajaran ips terpadu Terhadap
a. Guru
1.
Team teaching
2.
Guru tunggal
b. Siswa
1.
Mengembangkan kreatifitas akademik
2.
Mempermudah dan memotivasi siswa untuk
mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan antara konsep /
pengetahuan, nilai / tindakan yang terdapat dalam kompetensi dasar dan beberapa
indikator Bahan Ajar Guru dituntut untuk rajin dan kreatif mencari dan
mengumpulkan bahan –bahan yang diperlukan dalam pembelajaran
c. Sarana dan
Prasarana Guru harus memilih secara jeli terhadap penggunaan media supaya dapat
digunakan dan dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait.
BAB III
HASIL
OBSERVASI
Setelah mengetahui teori tentang KTSP dan Pembejaran
Ekonomi kami melakukan observasi ke SMP Negeri 2 Cigugur, berikut ini hasil
observasi mengenai KTSP dan Pembelajaran ekonomi yang berlaku di sekolah tersebut.
Visi, Misi dan Strategi
SMP Negeri 2 Cigugur
Visi,
misi dan tujuan sekolah dirumuskan dengan melibatkan seluruh guru, karyawan,
pengurus Dewan Sekolah, serta perwakilan peserta didik di dalam forum rapat
awal tahun. Dengan begitu visi, misi dan
tujuan sekolah yang berhasil dirumuskan merupakan visi bersama, misi bersama,
tujuan bersama, bukan semata – mata rumusan kepala sekolah.
Visi
TERBESIT:
“terbentuknya
warga yang bermoral berperilaku baik serta berprestasi dan terampil”
Misi
a. Melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara aktif sehingga setiap siswa berkembang secara
optimal, sesuai engan potensi yang dimiliki.
b. Mendorong
dan membantu setiap siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga dapat
berkembang secara optimal.
c. Menumbuhkan
dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
d. Menumbuhkan
penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga
terbangun siswa yang kompeten dan berakhlak mulia.
e. Mendorong
lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak tinggi, dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Tujuan SMP Negeri 2
Cigugur
“Meningkatkan
Profesionalisme dalam Hidup Bermasyarakat”
Tujuan sekolah SMP Negeri 2 Cigugur merupakan
jabaran, pengembangan dan penyesuaian dari standar Kompetensi Lulusan SMP
secara nasional dan Visi Misi sekolah. Adapun tujuan SMP Negeri 2 Cigugur
adalah:
1. Mampu
menjalankan dan menghayati agama yang dianutnya.
2. Mematuhi
aturan – aturan social.
3. Menunjukkan
kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif dan inovatif.
4. Mampu
meningkatkan prestasi di bidang akademik.
5. Mengembangkan
lomba – lomba akademik dan non akademik
6. Mampu
meningkatkan kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan shalat
berjama’ah dzuhur dan shalat jum’at di sekolah setiap jum’at.
7. Mampu
menampilkan kebiasaan sopan santun dan erbudi pekerti sebagai cerminan akhlak
mulia dan iman taqwa.
8. Mampu
mengoprasikan perangkat teknologi informatika dan computer.
9. Mampu
berbahasa inggris pasif.
Tujuan
tersebut akan diupayakan secara proses, dimonitor, dievaluasi dan dikembangkan
lebih lanjut demi tercapainya tujuan yang sesuai dengan situasi dan kondisi
sekolah, tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman.
3.1 KTSP di SMP Negeri 2 Cigugur
Kurikulum yang berlaku di SMP tersebut mengacu pada
KTSP yang telah di tentukan namun berlaku pula otonomi sekolah dengan melihat
dari kultur sekolah tersebut, yang berguna bagi kepala sekolah, guru, TU, siswa
dan komite sekolah.
1. Acuan
operasional Penyusunan KTSP
a.
Peningkatan iman dan taqwa serta
akhlak mulia
b.
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan
minat sesuai dengat tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
c.
Keragaman potensi dan karakteristik
daerah dan lingkungan
d.
Tuntutan pembangunan daerah dan
nasional
e.
Tuntutan dunia kerja
f.
Perkembangan sains, lingkungan,
teknologi, masyarakat, dan seni
g.
Agama dan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat
h.
Dinamika perkembangan global
1)
Persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan
2)
Kondisi sosial budaya masyarakat
setempat
3)
Kesetaraan gender
4)
Karakteristik satuan pendidikan
2.
Prinsip pelaksanaan kurikulum
Pelaksanaan
kurikulum di SMP Negeri 2 Cigugur menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.
Pelaksanaan kurikulum di dasarkan
pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b.
Kurikulum dilaksanakan dengan
menegakkan kelima pilar belajar.
c.
Pelaksanaan kurikulum memungkinkan
peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, atau pengayaan sesuai
dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi
ketuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
d.
Kurikulum dilaksanakan dalam suasana
hubungn peserta didik dan pendidik yang saling meneriama dan menghargai, akrab,
terbuka, dan hangat, dengan prinsip ing
ngarsa sung tulada, ingmadya mangun karsa, tut wuri handayani.
e.
Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang
memadai, dengan memanfaat dan mengintegrasikan sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
f.
Kurikulum dilaksanakan dengan
mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g.
Kurikulum yang mencakup seluruh
komponen kompetensi matapelajaran, muata lokal dan pengembangan dirri
diselenggarakan dalam kesimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antar kelag dan jenis serta jenjang pendidikan.
3.
Prinsip-prinsip pengembangan
KTSP di SMP
Negeri 2 Cigugur dikembangkan oleh sekolah dan dewan sekolah berpedoman pada
standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum
yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum di kembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
berikut:
1.
Berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
2.
Beragam dan terpadu
3.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni
4.
Relevan dengan kebuthan kehidupan
5.
Menyeluruh dan berkesinambungan
6.
Belajar sepanjang hayat
7.
Seimbangan antara kepentingan
nasional dengan kepentingan daerah.
Muatan
Kurikulum SMP Negeri 2 Cigugur
Muatan
Kurikulum SMP Negeri 2 Cigugur meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas
IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari
muatan kurikulum.
1) Mata
Pelajaran
Mata
pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan
dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu.
Pada bagian ini SMP Negeri 2 Cigugur
mencantumkan mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri beserta
alokasi waktunya yang akan diberikan kepada peserta didik.
Untuk kurikulum SMP Negeri 2 Cigugur kelas XII, kelas
VIII dan IX terdiri atas, terdiri dari 14 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri yang harus diberikan kepada peserta didik.
Berikut disajikan struktur Kurikulum SMP Negeri 2
Cigugur Kabupaten Kuningan.
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu
|
VII
|
VIII
|
IX
|
A.
Mata Pelajaran
1.
Pendidikan Agama
|
3
|
3
|
3
|
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
|
3
|
3
|
3
|
3.
Bahasa Indonesia
|
5
|
5
|
5
|
4.
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
5.
Matematika
|
5
|
5
|
5
|
6.
Ilmu Pengetahuan Alam
|
6
|
6
|
6
|
7.
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
5
|
5
|
5
|
8.
Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
10. Teknologi
Informasi dan Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
B.
Muatan Lokal
-
Bahasa Sunda
-
Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH
)
-
Pendidikan Keterampilan Jasa dan
Pembukaan **)
-
Seni Karawitan
|
2
2**)
2**)
|
2
2**)
2**)
|
2
2**)
2**)
|
C.
Pengembangan Diri ( Bimbingan
Karir )
|
2***)
|
2***)
|
2***)
|
Jumlah
|
43+2*)
|
43+2*)
|
43+2*)
|
*) tambahan alokasi jam pelajaran
**) merupakan mata pelajaran pilihan
***) ekuivalen 2 jam pembelajaran
2) Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi ynag disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak daat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
3) Kegitan
Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan mata
pelajran yag harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan pada perserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesui dengan kondisi
sekolah.
4) Pengaturan
Beban Belajar
Satuan
pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program
pendidikan
dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan
kategori satuan pendidikan yang bersangkutan. SMP Negeri 2 Cigugur dengan
kategori standar melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem
paket.
5)
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator
yang telah ditetapkan dan suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%.
Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.
KETUNTASAN KOMPETENSI MINIMAL ( KKM
)
MATA PELAJARAN
SMP NEGERI 2 CIGUGUR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
NO
|
MATA
PELAJARAN
|
KKM
|
KKM
|
KKM
|
VII
|
VIII
|
IX
|
1
|
Pendidikan
Agama
|
70
|
70
|
72
|
2
|
Pendidikan
Kewarganegaraan
|
70
|
71
|
70
|
3
|
Bahasa
Indonesia
|
70
|
70
|
70
|
4
|
Bahasa
Inggris
|
75
|
75
|
75
|
5
|
Matematikan
|
70
|
70
|
70
|
7
|
Ilmu
Pengetahuan Sosial
|
70
|
70
|
70
|
8
|
Seni
Budaya
|
75
|
75
|
75
|
9
|
Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
75
|
75
|
75
|
10
|
Teknologi
Informasi dan Komunokasi
|
70
|
70
|
70
|
11
|
Bahasa
Sunda
|
70
|
70
|
70
|
12
|
Pendidikan
Lingkungan Hidup
|
70
|
70
|
70
|
13
|
Keterampilan
Jasa
|
70
|
70
|
70
|
14
|
Seni
Karawitan
|
75
|
75
|
75
|
6)
Kenaikan dan Kelulusan
Dengan mengacu pada kriteria
kenaikan kelas dari direktorat pendidikan menengah umum, kriteria kenaikan
kelas di SMP Negeri 2 Cigugur adalah sebagai berikut :
a.
Kenaikan kelas dilaksanakan pada
setiap akhir tahun pelajaran.
b.
Peserta dididk kelas VII dinyatakan
naik ke kelas VII apabila yang bersangkutan mempunyai nilai tidak tuntas
maksimal 4 mata pelajaran, yaitu mata pelajaran di ujian negarakan Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris peserta didik kelas VII
dinyatakan naik ke kelas IX apabila yang bersangkutan mempunyai nilai tidak
tuntas maksimal 4 mata pelajaran yaitu mata pelajaran yang di ujian negarakan
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris
c.
Jumlah ketidak hadiran peserta didik
tanpa keterangan (alpa) dalam 1 tahun maksimal sebanyak 5% atau 12 hari.
Kriteria
kelulusan peserta didik SMP Negeri 2 Cigugur disesuaikan dengan ketentuan
permen Nomor 20 Tahun 2007. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan di SMP Negeri 2 Cigugur setelah :
1)
Menyelesaikan seluruh program
pembelajaran ;
2)
Memperoleh nilai minimal bai pada
penilaian akhlak mulia. Penilaian terhadap akhlak mulia peserta didik dilakukan
oleh tim penilaian yang terdiri atas guru BK, Wali Kelas , Guru Pendidikan
Agama, dan Urusan kesiswaan.
3)
Peserta Un dinyatakan lulus jika
memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang di
ujikan.
4)
Lulus seluruh mata pelajaran ujian
untuk kelompok mata pelajran ilmu pengetauhan dan teknologi.
5)
Ketentuan mengenai penilaian akhir
dan jian sekolah diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri berdasarkan
usulan BSNP.
7)
Pendidikan dan kecakapan hidup
Program
Pendidkan Kecakapan Hidup yang berkembang di SMP Negeri 2Cigugur Kabupaten
Kuingan, adalah kecakapan vokasional. Diantaranya :
a.
Ketermpilan, yang meliputi :
·
Sablon
·
Percetakan
b.
Tata boga, yang meliputi :
·
Pembuatan Makanan Ringan
·
Teknik Memasak
8)
Pendidkan Berbasis Keunggulan Lokal
dan Global
Program
Pendidkan Berbasis Keunggulan Lokal dan
Global yang berkembang di SMP Negeri 2 Cigugur Kabupaten Kuningan, adalah
sebagai berikut :
a.
Program Pendidkan Berbasis
Keunggulan Lokal, meliputi : Objek Wisata, Budaya Daerah, dan Tempat-tempat
bersejarah, yang banyak terdapat di Kabupaten Kuningan. Hal ini dapat di impelementasikan
pada mata pelajaran Seni Budaya, IPS, dan Bahasa Inggris.
b.
Program Pendidikan Berbasis
Keungguln Global, adalah dengan memanfaatkan keberadaan ICT center dan TV-edu
sebagai sumber belajar yang mendukung untuk kegiatan pembelajarn semua mata
pelajaran.
Dengan menerapakan kurikulum
tersebut sudah dapat membawa perubahan perilaku pada siswa namun dalam
penerapan masih belum maksimal dikarena beberapa faktor yang menghambatnya,
seperti fasilitas yang kurang memadai dan guru belum dapat menguasai metodologi
pembelajaran secara efektif. Penerapan kurikulum di sekolah tersebut atan sebenarnya.
Penilaian
terhadap kurikulum sekolah dilakukan oleh pengawas dinas pendidikan dan
pengawas dari pihak tersebut seperti kepala sekolah, seharusnya penilaian kurikulum
sekolah satu semester namun pada kenyataannya pengawasan dilakukan hanya satu
tahun sekali.
3.2 Pembelajaran Ekonomi di SMP Negeri 2 Cigugur
Ilmu Pengetauhan Sosial
1.
Mendiskripsikan Keanekaragaman
bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan tampaknya terhadap kehidupan
2.
Memahami proses interaksi dan
sosialisasi dalam pembentukan kepribadian manusia
3.
Membuat skesta dan peta wilayah
serta menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan
4.
Mendiskripsikan gejala-gejala yang
terjadi di geosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
5.
Mendiskripsikan perkembangan
masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan sejak Pra-Aksara, Hindu Budha, sampai
masa Kolonia Eropa
6.
Menginditifikasi upaya penaggulangan
permasalahan kependudukan dan lingkungan hidup dalam pembungan berkelanjutan
7.
Memahami proses kebangkitan
nasional, usaha persiapan kemerdekaan, mempertahankan kemedekaan, dan
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
8.
Mendiskripsikan perubahan sosial
budaya dan tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan, serta
mengindentifikasikan berbagai penyakit sosial sebagai akibat penyimpangan
sosial dalam masyarakat, dan upaya pencegahannya
9.
Mengenditifikasi region-region di
permukaan bumi berkenaan dengan pembagian permukaan bumi atas benua dan
samudera, keterkaitan unsur-unsur geografi dan pendudukan, serta ciri-ciri
negara maju dan brkembangan
10. Mendiskripsikan
perkembangan lembaga internasional,kerja sama internasional dan peran indonesia
dalam kerja sama dan perdagangan internasional, serta dampaknya terhadap
perekonomian indonesia
11. Mendiskripsikan
manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi serta mengindentipikasi tindakan
ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam memenuhi kebutuhannya
12. Mengungkapkan
gagasan kreatf dalam tindakan ekonomi berupa kegiatan konsumsi, produksi, dan
distribusi barang atau jasa untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan.
Pelaksanaan Kegiatan
Belajar Mengajar
Dari
hasil observasi yang telah kami lakukan dapat diperoleh hasil mengenai
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 Cigugur.
Penggunaan metode /
strategi pembelajaran
Penggunaan
metode atau strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi ajarnya Guru IPS
SMP Negeri 2 Cigugur dapat menggunakan beberapa metode atau strategi pembelajaran
agar situasi belajar lebih inovatif dan kreatif. Biasanya Guru IPS SMP Negeri 2
Cigugur menggunakan metode:
·
ceramah
bervariasi,
·
diskusi
·
Tanya jawab
·
Observasi
·
Penugasan
Selain
itu Guru IPS SMP Negeri 2 cigugur juga menggunakan metode baru seperti zigshow, snow ball trowing, dsb.
Sesuai dengan mata pelajaran dan kondisi siswanya sendiri. Semuanya itu
ditujukan dengan tujuan siswa – siswi dapat ikut berpartisipasi aktif dalam
proses kegiatan belajar mengajar, dengan begitu keaktifan siswa sangat
diprioritaskan. Guru akan menggunakan berbagai macam metode agar siswanya dapat
aktif dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi dalam pemilihan metode ada hal
– hal yang perlu diperhatikan, seperti halnya dalam pemilihan metode harus
disesuaikan juga dengan jenis materi yang akan diajarkan oleh Guru tersebut.
Penggunaan Sumber Belajar.
Penggunaan Sumber Belajar dalam
pembelajaran mata pelajaran IPS SMP Negeri 2 Cigugur telah menggunakan beberapa
sumber belajar yang bervareatif di dalam menunjang pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran yang diajarkan. Karena seorang siswa tidak mesti terpaku pada
pembelajarn yang diajarkan oleh guru melain kan mesti ditunjang oleh beberapa
sumber belajar, yang dapat mempermudah proses belajar siswa. Sumber belajar
tersebut dapat berupa buku paket dari perpustakaan yang telas disediakan oleh
pihak sekolah untuk mempermudah siswa – siswinya dalam memenuhi kebutuhan
belajarnya, selain itu di SMP Negeri 2 Cigugur juga menggunakan sumber belajar
berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), media pemberitaan dari surat kabar maupun televisi
dan sebagainya.
Penggunaan Media
Pembelajaran.
Penggunaan Media Pembelajaran di SMP
Negeri 2 Cigugur, Gurunya telah menggunakan media pembelajaran untuk menunjang
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang di ajarkan. Media pembelajarn
yang digunakan di Sekolah SMP Negeri 2 Cigugur yaitu berupa:
·
OHP
·
Televise
·
Lingkungan alam
·
Lingkungan social/ masyarakat.
Namun pada prakteknya, guru tidak
selalu menggunakan media di dalam kegiatan belajar mengajarnya., penggunaan
media tersebut mesti disesuaikan dengan materi dan waktu yang tersedia.
Evaluasi Hasil Pembelajaran
Pada dasarnya evaluasi hasil belajar
pada setiap mata pelajaran tentunya akan menyangkut pada tiga ranah yaitu:
1. Ranah kognitif (pemahaman konsep)
2. Ranah afektif (penerapan konsep),
3. Ranah psikomotor (perilaku siswa).
Evaluasi mata pelajaran IPS di SMP
Negeri 2 Cigugur tentunya sama saja mencakup ketiga aspek tersebut, (Kognitif,
Afektif, dan Psikomotor)
Kriteria ketuntasan Minimum sebesar
70 untuk penguasaan konsep dan penerapan konsep
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah mengetahui teori tentang
kurikulum dan pembelajaran ekonomi Kurikulum yang berlaku di SMP tersebut
mengacu pada KTSP yang telah di tentukan namun berlaku pula otonomi sekolah
dengan melihat dari kultur sekolah tersebut, yang berguna bagi kepala sekolah,
guru, TU, siswa dan komite sekolah.
Dengan menerapakan kurikulum
tersebut sudah dapat membawa perubahan perilaku pada siswa namun dalam
penerapan masih belum maksimal dikarena beberapa faktor yang menghambatnya,
seperti fasilitas yang kurang memadai dan guru belum dapat menguasai metodologi
pembelajaran secara efektif.
Penilaian
terhadap kurikulum sekolah dilakukan oleh pengawas dinas pendidikan dan
pengawas dari pihak tersebut seperti kepala sekolah, seharusnya penilaian
kurikulum sekolah satu semester namun pada kenyataannya pengawasan dilakukan
hanya satu tahun sekali.
4.2 Saran
Setelah melakukan observasi kami memberi saran sebagai
berikut :
Bagi Sekolah :
Dapat lebih memaksimalkan fasilitas dan melakukan pendidikan serta pelatihan
terhadap guru untuk meningkatkan kualitas guru.
Bagi Guru :
Dapat lebih menerapkan metodologi pendidikan yang lebih inovatif.
Bagi Siswa :
Dapat meningkatkan perubahan tingkah laku peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Kurikulum SMP Negeri 2 Cigugur
Ajat Sudrajat, Kurikulum dan Pembelajaran dalam paradigm Baru,
2011,Paramita Publishing.