Rabu, 13 Juni 2012

Cinta



Saat kuberjalan sendiri, hanya jejak ini yang selalu menemi. Semilir sepoy angin yang membelai selalu menyertai. Dalam gelap malam, hanya secercah cahaya yang terus menerangi dikala sang surya sudah terlelap. Dalam benak ini berkata, mengapa saya sendiri?, mengapa tak ada yang menemani?, mengapa semua hampa?. Pertanyaan yang bertubi-tubi menghinggapi relung hati dan terus terjebak dalam lobang terdalam. Aku butuh jawaban saat ini dari sekian rentetan pertanyaan yang belum beranjak pergi. Dari banyak jawaban, hanya ada satu jawaban “Cinta”. Cinta adalah bahasa universal yang bisa menjawab apa saja dalam relung hati ini.


Apakah cinta itu?, jika di terjemahkan dalam bahasa cinta tak cukup untuk dilukiskan kata-kata dan disuarakan dalam suara. Cinta adalah “take and give by heart”. Cinta, bagaimana aku memberi dengan tulus dan menerima apa adanya dengan penuh syukur. Belum tentu apa yang aku beri sama dengan apa yang saya terima, sehingga dari situlah kualitas cinta bisa di ukur. Memberikan dengan ketulusan, menerima dengan keiklasan dan penuh rasa syukur, sebuah jawaban arti cinta sebenarnya.


Cinta itu abadi, mereka yang berfilosofi selalu menggambarkan dengan bungan Edelweiss. Sebagai bunga yang melambangkan keabadian, yang tak pernah gugur walaupun mengering, Edelweis menjadi pilihan sebagai makna, Namun di balik abadinya Edeweiss, tulusnya hati adalah keabadian yang sebenarnya, karena cinta itu disana, bukannya dalam sekuntum bunga dari Montana. Disaat ada yang mengungkapkan rasa, ku coba untuk mencuri dengar dan pandang. Ada rasa yang terjebak ini seolang ingin melonjak dari denyut-denyut dalam hati. Buih-buih cinta mulai menggelembung dan siap untuk melayang dan meletus. Kenapa rasa ini seolah tak terbendung, walau dari pandangan mata, dengar dari telinga dan rasa dengan hati, begitu mengena dan membekas di dada.


Untuk menyatakan cinta, butuh sebuah kesepakatan. esensi dari sebagian hidup adalah kesepakatan. Saling mengungkapkan, saling menimbang, dan memutuskan untuk membuat sebuah kesepakatan. Cinta ini adalah kesepakatan antara dua insan, dan keduanya harus menerima. Jadilah komitmen untuk berjalan berdua untuk saling setia.


Indahnya sebuah cerita cinta, eloknya rupa cinta dan merdunya melodi cinta, saat kita jalan berdua, bergandengan tangan. Cinta begitu indahnya dan rasa ini seperti bunga-bunga bermekaran dan kumbang-kumbang berterabanga menghiasai angkasa dengan lengkungan bianglala. Apakah hanya itu saat berjalan dengan cinta?.


Cinta itu adalah ujian, bagaimana mengawal perjalannya. Cinta itu butuh pengorbanan, sebab makna cinta yang semakin dalam disaat bisa memberikan apa yang terbaik buat cinta. Cinta tak selamanya indah, suatu saat cinta itu bisa berubah menjadi malapetaka, bencana, celaka, namun itu semua adalah tahapan bagaimana metamorfosa cinta. Hanya keberanian untuk berkorban, untuk tetap menjaga cinta itu apapun yang terjadi. Tak ada yang tahu kapan ujian itu diberikan Sang Khalik untuk mengukur sebarapa besar cinta itu. Namun kesetiaan dan pengorbanan adalah bukti cinta sebagai jawaban dari setiap ujian.


Tak selamanya perjalanan cinta itu mulus, dan datar tanpa ada hambatan. Kerikil-kerikil tajam di jalanan adalah pernak-pernik cinta agar bisa menghasilkan buah cinta. Terjalnya jalanan, tak harus dihindari, tetapi harus di hadapi, dijalani, diselesaikan tanpa ada penyesalan. saling tarik menarik disaat ada yang tak mampu, saling memberikan dorongan disaat ada yang lemah, atau kalau perlu harus menggendongnya. Hambatan cinta itulah yang akan menghasilkan benih-benih cinta yang berkualitas dan penuh dengan makna. Cinta tanpa perbuatan, ibarat agaman tanpa iman, semua hampa, mati dan kosong. Hanya lewat tindakan nyata cinta itu diterjemahkan disaat kata-kata sulit dimengerti.

Apabila cinta itu sudah teruji, saatnya memetik buah-buah yang ranum dan matang. Apakah cinta itu akan berujung pada pelaminan, atau hanya sebatas ungkapa rasa manusia sebagai “homo homini socius” yang harus hidup berdampingan. Cinta itu maknanya sangat luas dan bisa dikatakan sebagai bahasa universal dan mampu mewakili apa saja di dunia ini. Semua yang ada terbentuk dari rasa cinta, walau terkadang dinodai dengan nafsu semata. Saatnya mewujudnyatakan cinta itu kepada siapa saja, karena hidup ini selalu bersama. Jika cinta itu ada, niscaya semua akan berjalan sinergis, baik dengan pasangan, keluarga, sesama, lingkungan hingga jagat raya ini. Ujilah cintamu, hadapi,jalani, selesaikan dan jangan sesali sebagai wujud nyata dari cinta. Memberi dengan tulus dan menerima dengan iklas menjadi alasan kenapa cinta itu tercipta dan makna pentingnya sudahkan ada pengorbanan untuk cinta itu?, hanya masing-masing kita yang bisa menjawab dan melakukannya. Salam Cinta Kasih.

1 komentar: