Cinta
Saat kuberjalan sendiri, hanya jejak
ini yang selalu menemi. Semilir sepoy angin yang membelai selalu menyertai.
Dalam gelap malam, hanya secercah cahaya yang terus menerangi dikala sang surya
sudah terlelap. Dalam benak ini berkata, mengapa saya sendiri?, mengapa tak ada
yang menemani?, mengapa semua hampa?. Pertanyaan yang bertubi-tubi menghinggapi
relung hati dan terus terjebak dalam lobang terdalam. Aku butuh jawaban saat
ini dari sekian rentetan pertanyaan yang belum beranjak pergi. Dari banyak
jawaban, hanya ada satu jawaban “Cinta”. Cinta adalah bahasa universal yang
bisa menjawab apa saja dalam relung hati ini.
Apakah cinta itu?, jika di
terjemahkan dalam bahasa cinta tak cukup untuk dilukiskan kata-kata dan
disuarakan dalam suara. Cinta adalah “take and give by heart”. Cinta, bagaimana
aku memberi dengan tulus dan menerima apa adanya dengan penuh syukur. Belum
tentu apa yang aku beri sama dengan apa yang saya terima, sehingga dari situlah
kualitas cinta bisa di ukur. Memberikan dengan ketulusan, menerima dengan
keiklasan dan penuh rasa syukur, sebuah jawaban arti cinta sebenarnya.
Cinta itu abadi, mereka yang
berfilosofi selalu menggambarkan dengan bungan Edelweiss. Sebagai bunga yang
melambangkan keabadian, yang tak pernah gugur walaupun mengering, Edelweis
menjadi pilihan sebagai makna, Namun di balik abadinya Edeweiss, tulusnya hati
adalah keabadian yang sebenarnya, karena cinta itu disana, bukannya dalam
sekuntum bunga dari Montana. Disaat ada yang mengungkapkan rasa, ku coba untuk
mencuri dengar dan pandang. Ada rasa yang terjebak ini seolang ingin melonjak
dari denyut-denyut dalam hati. Buih-buih cinta mulai menggelembung dan siap
untuk melayang dan meletus. Kenapa rasa ini seolah tak terbendung, walau dari
pandangan mata, dengar dari telinga dan rasa dengan hati, begitu mengena dan
membekas di dada.
Untuk menyatakan cinta, butuh sebuah
kesepakatan. esensi dari sebagian hidup adalah kesepakatan. Saling
mengungkapkan, saling menimbang, dan memutuskan untuk membuat sebuah
kesepakatan. Cinta ini adalah kesepakatan antara dua insan, dan keduanya harus
menerima. Jadilah komitmen untuk berjalan berdua untuk saling setia.
Indahnya sebuah cerita cinta,
eloknya rupa cinta dan merdunya melodi cinta, saat kita jalan berdua,
bergandengan tangan. Cinta begitu indahnya dan rasa ini seperti bunga-bunga
bermekaran dan kumbang-kumbang berterabanga menghiasai angkasa dengan
lengkungan bianglala. Apakah hanya itu saat berjalan dengan cinta?.
Cinta itu adalah ujian, bagaimana
mengawal perjalannya. Cinta itu butuh pengorbanan, sebab makna cinta yang
semakin dalam disaat bisa memberikan apa yang terbaik buat cinta. Cinta tak
selamanya indah, suatu saat cinta itu bisa berubah menjadi malapetaka, bencana,
celaka, namun itu semua adalah tahapan bagaimana metamorfosa cinta. Hanya
keberanian untuk berkorban, untuk tetap menjaga cinta itu apapun yang terjadi.
Tak ada yang tahu kapan ujian itu diberikan Sang Khalik untuk mengukur sebarapa
besar cinta itu. Namun kesetiaan dan pengorbanan adalah bukti cinta sebagai
jawaban dari setiap ujian.
Tak selamanya perjalanan cinta itu
mulus, dan datar tanpa ada hambatan. Kerikil-kerikil tajam di jalanan adalah
pernak-pernik cinta agar bisa menghasilkan buah cinta. Terjalnya jalanan, tak
harus dihindari, tetapi harus di hadapi, dijalani, diselesaikan tanpa ada
penyesalan. saling tarik menarik disaat ada yang tak mampu, saling memberikan
dorongan disaat ada yang lemah, atau kalau perlu harus menggendongnya. Hambatan
cinta itulah yang akan menghasilkan benih-benih cinta yang berkualitas dan
penuh dengan makna. Cinta tanpa perbuatan, ibarat agaman tanpa iman, semua
hampa, mati dan kosong. Hanya lewat tindakan nyata cinta itu diterjemahkan
disaat kata-kata sulit dimengerti.
Apabila cinta itu sudah teruji,
saatnya memetik buah-buah yang ranum dan matang. Apakah cinta itu akan berujung
pada pelaminan, atau hanya sebatas ungkapa rasa manusia sebagai “homo homini
socius” yang harus hidup berdampingan. Cinta itu maknanya sangat luas dan bisa
dikatakan sebagai bahasa universal dan mampu mewakili apa saja di dunia ini.
Semua yang ada terbentuk dari rasa cinta, walau terkadang dinodai dengan nafsu
semata. Saatnya mewujudnyatakan cinta itu kepada siapa saja, karena hidup ini
selalu bersama. Jika cinta itu ada, niscaya semua akan berjalan sinergis, baik
dengan pasangan, keluarga, sesama, lingkungan hingga jagat raya ini. Ujilah
cintamu, hadapi,jalani, selesaikan dan jangan sesali sebagai wujud nyata dari
cinta. Memberi dengan tulus dan menerima dengan iklas menjadi alasan kenapa
cinta itu tercipta dan makna pentingnya sudahkan ada pengorbanan untuk cinta
itu?, hanya masing-masing kita yang bisa menjawab dan melakukannya. Salam Cinta
Kasih.
Lutfi?
BalasHapus